MEMAHAMI STRUKTUR SOSIAL
BUDAYA DIINDONESIA
1. BANGSA dan SUKU DI INDONESIA
a.
SUKU BANGSA DI INDONESIA
Terdapat lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di
Indonesia. atau tepatnya 1.340 suku
bangsa menurut sensus BPS tahun 2010. Suku Jawa adalah kelompok suku terbesar
di Indonesia dengan jumlah mencapai 41% dari total populasi. Orang Jawa
kebanyakan berkumpul di Pulau Jawa, akan tetapi jutaan jiwa telah
bertransmigrasi dan tersebar ke berbagai pulau di Nusantara bahkan bermigrasi ke luar negeri seperti ke
Malaysia dan Suriname. Suku Sunda, Suku Melayu, dan Suku Madura adalah kelompok
terbesar berikutnya di negara ini. Banyak suku-suku terpencil, terutama di
Kalimantan dan Papua, memiliki populasi kecil yang hanya beranggotakan ratusan
orang. Sebagian besar bahasa daerah masuk dalam golongan rumpun Bahasa
Austronesia, meskipun demikian sejumlah besar suku di Papua tergolong dalam
rumpun bahasa Papua atau Melanesia. Berdasarkan data Sensus 2000, suku Tionghoa
Indonesia berjumlah sekitar 1% dari total populasi. Warga keturunan Tionghoa Indonesia ini
berbicara dalam berbagai dialek bahasa Tionghoa, kebanyakan bahasa Hokkien dan
Hakka.Pembagian kelompok suku di Indonesia pun tidak mutlak dan tidak jelas
akibat perpindahan penduduk, percampuran budaya, dan saling pengaruh; sebagai
contoh sebagian pihak berpendapat orang Banten dan Cirebon adalah suku
tersendiri dengan dialek yang khusus pula, sedangkan sementara pihak lainnya
berpendapat bahwa mereka hanyalah sub-etnik dari suku Jawa secara keseluruhan. Demikian
pula Suku Baduy yang sementara pihak menganggap mereka sebagai bagian dari
keseluruhan Suku Sunda. Contoh lain percampuran suku bangsa adalah Suku
Betawiyang merupakan suku bangsa hasil percampuran berbagai suku bangsa
pendatang baik dari Nusantara maupun orang Tionghoa dan Arab yang datang dan
tinggal di Batavia pada era kolonial.Peta suku bangsa pribumi di Indonesia
berdasarkan peta di ruang etnografi Museum Nasional Indonesia. Suku bangsa
pendatang keturunan asing seperti keturunan Tionghoa, Arab, dan India tidak
ditampilkan dalam peta, tetapi kebanyakan tinggal di kawasan perkotaan yang
tersebar di Indonesia.
b.
SUKU DI INDONESIA MENURUT PROVINSI
Jawa: Suku Jawa [termasuk Suku Bawean, Suku Tengger, Suku
Osing dan lain-lain], Suku Sunda [termasuk Suku Baduy], Suku Banten, Suku
Cirebon dan Suku BetawiMadura: Suku MaduraSumatera: Suku Melayu, Suku Batak
yang terdiri 8 suku bangsa, Minangkabau, Suku Aceh, Suku Lampung, Suku
KubuKalimantan: Suku Dayak yang terdiri 268 suku bangsa, Suku Banjar, Suku
Kutai, suku Berau, Suku BajauSulawesi: Suku Makassar, Suku Bugis, Suku Mandar,
Suku Tolaki, Suku Minahasa yang terdiri 8 suku bangsa, Suku Gorontalo, Suku
TorajaKepulauan Sunda Kecil: Suku Bali, Suku Sasak,Maluku: Suku Ambon, Suku
Nuaulu, Suku Manusela, Suku WemalePapua: Suku Papua terdiri 466 suku bangsa
diantaranya: Suku Dani, Suku Bauzi, Suku Asmat
Suku bangsa merupakan kumpulan kerabat (keluarga) luas.
Mereka percaya bahwa mereka berasal dari keturunan yang sama. Mereka juga
merasa sebagai satu golongan. Dalam kehidupan sehari-hari mereka mempunyai
bahasa dan adat istiadat sendiri yang berasal dari nenek moyang mereka. Dari
mana asal nenek moyang bangsa Indonesia? Ada teori yang menyatakan penduduk
Indonesia berasal dari daratan Cina Selatan, Provinsi Yunan sekarang. Ada juga
teori “Nusantara.”
Daftar Lengkap Suku-Suku Yang Ada Di Nusantara – Indonesia
adalah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu pulau, baik pulau besar
maupun kecil. Dari sekian banyak pulau tersebut, ada beraneka ragam kebudayaan
yang terdapat di dalamnya. Kebudayaan-kebudayan tersebut lahir dari berbagai
macam suku bangsa yang berdiam di tanah Kepulauan Nusantara
c.
Persebaran Suku Bangsa di Indonesia
Tahukah kalian dari
mana asal nenek moyang kita? Mari kita simak berikut ini. Nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari Yunan, yang salah satunya adalah bangsa Melayu.
Berdasarkan ciri-ciri kebudayaan yang dimiliki bangsa Melayu dibedakan menjadi
dua, yaitu Melayu Tua dan Melayu Muda. Melayu Tua di antaranya, suku Batak
(sekitar Danau Toba), suku Dayak (di pedalaman Kalimantan), dan suku Toraja
(Sulawesi Tengah). Melayu Muda di antaranya, Minangkabau (Sumatra Barat), Jawa,
Sunda, Bali, Makassar, Buton (Sulawesi Selatan), dan suku Bugis. Selain
suku-suku tersebut, ada juga suku bangsa keturunan, seperti Arab, Tionghoa,
India, dan Eropa. Di Indonesia, terdapat beraneka ragam suku bangsa yang
tersebar ke seluruh penjuru tanah air.
2. SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA
Asas Sistem Sosial Budaya Indonesia
Pada dasarnya, masyarakat Indonesia
sebagai suatu kesatuan telah lahir jauh sebelum lahirnya (secara formal)
masyarakat Indonesia. Peristiwa sumpah pemuda pada tannggal 28 Oktober 1928
antara lain merupakan bukti yang jelas. Peristiwa ini merupakan suatu konsensus
nasional yang mampu membuat masyarakat Indonesia terintegrasi di atas gagasan
Bhineka Tunggal Ika.
Konsensus adalah persetujuan atau kesepakatan yang bersifat
umum tentang nilai-nilai, aturan, dan norma dalam menentukan sejumlah tujuan
dan upaya mencapai peranan yang harus dilakukan serta imbalan tertentu dalam
suatu sitem sosial. Model konsensus tentang kelangsungan suatu masyarakat
didasarkan pada “asas penting” yang menyangkut unsur-unsur, seperti
kesepakatan, persetujuan, mufakat, kesatuan dan persatuan, serta integrasi.
Model konsensus atau model integrasi yang menekankan akan unsur norma dan legitimasi memiliki landasan tentang
masyarakat, yaitu sebagai berikut.
a. Setiap
masyarakat memiliki suatu struktur yang abadi dan mapan.
b. Setiap unsur
dalam masyrakat memiliki fungsi masing-masing dalam kelangsungan masyarakat tersebut sebagai suatu system keseluruhan.
c. Unsur dalam
masyarakat itu terintegrasi dan seimbang.
d. Kelanjutan
masyarakat itu berasaskan pada kerjasama dan mufakat akan nilai-nilai.
e. Kehidupan
sosial tergantung pada persatuan dan kesatuan.
Apabila menelaah pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan
bahwa peristiwa sumpah pemuda merupakan konsensus nasional yang mendapat
perwujudannya di dalam sistem budaya Indonesia yang di dasarkan pada asas
penting, yaitu seperti berikut ini.
2.1.1
Asas Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Manusia itu tidak ada yang sempurna, oleh karena itu
kehidupan pribadi atau keluarga dalam masyrakat, berbangsa, dan bernegara juga
penuh dengan ketidaksempurnaan. Kesempurnaan ini hanya dapat dicapai oleh
manusia dan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara melalui semangat dan taqwa,
sebab pada akhirnya apa yang diperoleh manusia, masyarakat, bangsa dan
negara, bahkan kemerdekaan itu adalah
rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
2.1.2
Asas Merdeka
Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, karena itu kehidupan
pribadi atau keluarga, masyarakat, dan bangsa yang bebas itu mempunyai tanggung
jawab dan kewajiban bermasyarakat berbangsa dan bernegara yang menghargai,
menghormati dan menjunjung tinggi kemerdekaan itu.
2.1.3
Asas Persatuan dan Kesatuan
Bangsa Indonesia terdiri atas aneka ragam suku, budaya,
bahasa, adat istiadat daerah sebagainya telah membentuk negara Republik
Indonesia yang meletakan persatuan dan kesatuan sebagai asas sosial budaya nya.
Itulah sebagai bangsa dan negara mempunyai sumpah satu bahasa, satu tanah air,
dan satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia dengan nilai Bhineka Tunggal Ika.
2.1.4
Asas Kedaulatan Rakyat
Kehidupan pribadi atau keluarga dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara selalu mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam
ranngka mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan golongan atau
perorangan yang didorong oleh keinginan luhur sebgai cita-cita moral yang luhur
dan dipegang teguh dan terpelihara.
2.1.5
Asas Adil Makmur
Setiap pribadi atau bangsa dalam kehidupan harus mempunyai
kehidupan yang layak da adil sehingga pekerjaan, pendidikan, profesi, kesehtan,
pangan, pakaian, perumahan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa menjadi
hak yang dipertanggungjawabkan dalam bermasyrakat, bebangsa dan bernegara.
Itulah sebabnya fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
Pola pikir, Pola tindak, dan Fungsi Sistem Sosial Budaya
Indonesia
Menyadari betapa bhinekanya masyarakat Indonesia, suatu
masyarakat yang majemuk yang hidup tersebar diseluruh wilayah tanah air, secara
sosial kultur masyarakat Indonesia memang benar-benar ragam sehingga
menimbulkan keragaman institusi dalam masyarakat. Institusi adalah suatu konsep
sosiologi yang paling luas digunakan, walaupun memiliki beberapa pengertian
yang berlainan :
a. Digunakan
untuk merujuk satu badan, seperti universitas dan perkumpulan;
b. Organisasi
yang khusus atau disebut pula institusi total, seperti penjara atau rumah
sakit;
c. Suatu pola
tingkah laku yang telah menjadi biasa atau suatu pola relasi sosial yang
memiliki tujuan sosial tertentu.
Bronislaw Malinowski menganggap
institusi sosial merupakan konsep utama untuk memahami masyarakat, yang setiap
institusi saling berkaitan dan masing-masing memiliki fungsinya. Sedangakan
Koenjaraningrat mengemukakan bahwa institusi itu menegnai kelakuan berpola dari
manusia dalam kebudayaan yang terdiri atas tiga wujud, yaitu :
a. Wujud idiil;
b. Wujud kelakuan
dan ;
c. Wujud fisik
dari kebudayaan.
Lebih lanjut, Koenjaraningrat
mengatakan bahwa seluruh total dari kelkuan manusia yang berpola tentu bisa
diperinci menurut fungsi-fungsi khasnya dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia
dalam bermasyarakat. Suatu sistem aktivitas khas dari kelakuan berpola (wujud
kedua dari kebudayaan) beserta komponen-komponennya adalah sistem norma dan
tata kelakuannya (wujud pertama dari kebudayaan) dan peralatannya (wujud ketiga
dari kebudayaan), ditambah dengan manusia yang melaksanakan kelakuan berpola,
itulah yang merupakan suatu pranata atau institusi.
Apabila menelaah pernyataan di
atas, maka pola pikir, pola tindak dan fungsi sistem soaial budaya Indonesia
merupakan institusi sosial, yaitu suatu sistem yang menunjukan bahwa peranan
sosial dan norma-norma saling berkait, yang telah disusun guna memuaskan suatu
kehendak atau fungsi sosial. Oleh karena itu, setiap individu masyarakat
Indonesia memainkan perannya dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan
bernegara harus berkaitan dengan norma-norma yang terdapat dalam Pancasila yang
telah disepakati bersama sebagai pedoman, baik dalam berfikir maupun bertindak,
sesuai fungsinya. Dengan demikian, pola pikir, pola tindak dan fungsi sistem
sosial budaya Indonesia dapat dikemukakan sebagai berikut.Sistem norma Institusi
yang berpusat pada suatu kelakuan berpola Peralatan fisik manusia.
2.2.1 Pola pikir
Sistem Sosial Budaya Indonesia
1) Negara
Berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
Negara yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya dan kepercayaan itu dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara mempunyai kewajiban dan tanggung jawab bersama dalam menyelenggarakan
kehidupan negara.oleh karena itu, kehidupan beragama atau kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa harus dapat mewujudkan kepribadian bangsa Indonesia yang
percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Negara
Persatuan
Negara Republik Indinesia adalah negara persatuan yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang dasar 1945. Hal ini berarti bahwa
penyelenggaraan kehidupan negara harus berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 secara murni dan konsekuen. Oleh karena itu, pembangunan nasional
adalah pengamalan Pancasila dan hakikat pembanguan nasional itu adalah
pembangunan seluruh manusia Indonesia dalam kehidupan dunia yang serba cepat
dan canggih.
3) Demokrasi
Pancasila
Dalam negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat,
berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan, kehidupan pribadi
atau keluarga dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus mampu memilih
perwakilannya dan pemimpinnya yang dapat bermusyawarah untuk mufakat dalam
mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan golongan dan perseorangan demi
terselenggaranya kesejahteraan sosial bagi se;luruh rakyat. Karena itu, sistem
menejemen nasional perlu ditegakan, baik melalui peraturan perundang-undangan
Mupun moral.
4) Keadilan
Sosial bagi Semua Rakyat
Letak geografis Indonesia, sumber daya alam dan penduduk
Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus mempunyai politik,
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan yang berkeadilan bagi semua
rakyat. Pekerjaan dan penghidupan yang layak, kemerdekaan berserikat dan
berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan tulisan dan lisan, pendidikan dan
pengajaran, pemeliharaan fakir miskin dan anak-anak terlantar harus diwujudkan
secara adil dan merata demi mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
5) Budi Pekerti
Setiap pribadi atau keluarga dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara harus memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur
harus memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur. Hal ini berarti bahwa
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
beribadat menurut agama dan kepercayaan itu harus dijamin, dimana pendidikan
dan pengajaran menjadi hak warga negara yang membutuhkan suatu sistem
pendidikan nasional. Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang timbul sebagai
buah usaha budi daya rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan
asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah seluruh
Indonesia. Kebudayaan itu harus menuju kearah kemajuan serta tidak menolak
bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau
memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan
bangsa Indonesia.
2.2.2 Pola
Tindak Sistem Budaya Indonesia
1. Gotong Royong
Persatuan dan kesatuan hanya terwujud melalui gotong royong,
suatu sikap kebersamaan dan tenggang rasa, baik dalam suka maupun duka,
kehidupan keluarga dan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan gotong
royong itu setiap orang menemui dirinya dalam persatuan dan kesatuan dalam
pribadi/keluarga maupun masyarakat.
2. Prasaja
Keadilan sosial bagi seluruh masyarakat tidak akan terwujud
apabila kehidupan yang sederhana, hemat, cermat, disiplin, profesional dan
tertib tidak dilaksanakan. Kesederhanaan itu bahkan memudahkan terjadinya
gotong royong yang mewujudkan kesatuan dan persatuan.
3. Musyawarak
untuk Mufakat
Mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan golongan
atau perorangan dapat menemui perbedaan yang tidak dapat diakhiri dengan
perpecahan dan perpisahan, maupun pertentangan. Agar persatuan dan kesatuan
tetap terbina, maka musyawarah untuk mufakat tentang kepemimpinan, pengelolaan
dan pengenalian adalah syarat mutlak.
4. Kesatria
Persatuan dan kesatuan, maupun keadilan sosial tidak dapat
terwujud tanpa keberanian, kejujuran, kesetiaan, pengabdian dan perjuangan yang
tidak mengenal menyerah demi kehidupan bersama. Dengan kesatria, cinta terhadap
tanah air, bangsa dan negara maupun sikap perjuangan dan profesional dapat
berlangsung sepanjang masa.
5. Dinamis
Kehidupan pribadi/keluarga, bangsa dan negara juga bersifat
dinamis sesuai dengan zaman, sehingga waktu sangat penting dalam rangka
persatuan dan kesatua, maupun keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2.2.3
Fungsi Sistem Sosial Budaya Indonesia
1) Dalam
Berkeluarga
Keluarga adalah lahan pembibitan manusiaseutuhnya. Keluarga
adalah organisasi alam yang penuh kasih sayang. Karena itu, dengan asas, pola
pikir, pola tindak, tata sosial (keluarga) dan tata nilai sistem sosial budaya
Indonesia harus ditanan dalam berkeluarga agar seseorang itu dapat berperan
optimal dalam masyarakat.
2) Dalam
Bermasyarakat
Dalam bermasyarakat, baik pribadi atau keluarga itu
berkelompok dalam golongan atau organisasi sosial kemasyarakatan. Organisasi
sosial kemasyarakatan ini adalah lahan pengkaderan, sebagai keluarga buatan,
gotong royong buatan, yang penuh perbedaan kepentingan. Pola pikir, pola
tindak, tata laku, tata sosial (organisasi), dan tata nilai sistem sosial
budaya Indonesia tersebut harus dihayati dab diamalkan dalam bermasyarakat agar
pribadi atau organisasi itu dapat berperan optimal dalam berbangsa dan bernegara.
3) Dalam
Berbangsa dan Bernegara
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, penyelenggaraan
negara dan pemerintahan harus mengutamakan kepentingan umum. Organisasi negara
merupakan lahan pengabdian yang penuh pengabdian terhadap masyarakat dan bangsa
sebagai pemimpin bangsa dan negara
struktur Sistem Sosial Budaya Indonesia
Seperti yang dikemukakan oleh Raymon Firth bahwa konsep
struktur sosial merupakan analytical tool, yang diwujudkan untuk membantu
pemahaman tentang tingkah laku manusia dalam kehidupan sosial. Dasar yang
penting dalam struktur sosial ialah relasi-relasi sosial yang jelas penting
dalam menetukan tingkah laku manusia yang apabila relasi sosial itu tak
dilakukan, maka masyarakat itu tak terwujud lagi. Struktur sosial juga dapat
ditinjau dari segi status, peranan, nilai-nilai, norma, dan institusi sosial
dalam suatu sistem relasi.
Berbicara tentang nilai atau nilai-nilai adalah pembentukan
mentalitas yang dirumuskan dari tingkah laku manusia sehingga menjadi sejumlah
anggapan yang hakiki, baik dan perlu dihargai sebagaimana mestinya. Sistem
nilai mendasar hubungan-hubungan sosial di antara para anggota suatu masyarakat
bangsa. Sistem nilai, sebagaimana dinyatakan oleh Marx Weber, merupakan dasar
pengesahan (legitimacy) daripada struktur kekkuasaan (authority) suatu
masyarakat.
Apabila mengikuti pendapat yang dikemukakan oleh Raymond
Firth dan Marx Weber, maka sistem nilai yang harus diwujudkan atau
diselenggarakan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
ditemukan di dalam proses pertumbuhan panacasila sebagai dasar falsafah atau
ideologi negara. Nilai atau nilai-nilai merupakan gabungan semua unsur
kebudayaan yang terkandung di dalam pancasila harus dijadikan sebagai program,
piagam atau pedoman untuk membimbing perilaku ataupun dari semua manusia
Indonesia di dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, struktur sistem
sosial budaya Indonesia dapat merujuk pada nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila yang terdiri atas :
2.3.1 Tata Nilai
Struktur tata nilai kehidupan pribadi atau keluarga,
masyarakat, bangsa, dan negara meliputi berikut ini :
1) Nilai agama
atau kepercayaan terhadapa Tuhan Yang Maha Esa (iman);
2) Nilai dan
kebenaran atau kenyataan dan keindahan yang bersumber dari kala dan rasa
manusia (cipta dan rasa);
3) Nilai moral
atau kebaikan yang bersumber dari kehendak atau kemauan (karsa dan etika);
4) Niali vital
(peragaan kehidupan), yaitu nilai-nilai yang terkait dengan segala sesuatu yang
diperlukan untuk kegiatan dan aktivitas manusia.
Struktur nilai tersebut di atas bagi bangsa dan negara
Indonesia telah mennyatu dalam pancasila sebagai dasar negara, ideologi bangsa,
dan negara serta falsafah dan janji luhur bangsa Indonesia.
2.3.2 Tata Sosial
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum,
semua orang adalah sama kedudukannya di muka hukum. Tata hukum di Indonesia
adalah sistem pengayoman yang mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Tata hukum Indonesia mengenai hukum tertulis dan
hukum yang tak tertulis. Karena itu, tata sosial Indonesia harus berdasarkna :
1) Undang-Undang
Dasar 1945;
2) Peraturan
perundang-undangan lainnya;
3) Budi pekerti
yang luhur dan cita-cita moral rakyat yang luhur.
2.3.3 Tata Laku (Karya)
Dalam rangka gotong royong, prasaja, musyawarah untuk
mufakat, kesatria, dan hidup dinamis untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan
serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat, maka tata laku pribadi atau
keluarga, masyarakat dan negara harus berpedoman pada :
1) Norma-norma
atau kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
2) Norma
kesusilaan atau kesopanan;
3) Norma adat
istiadat;
4) Norma hukum
stempat, dan;
5) Norma hukum
negara.
Proses Sistem
Sosial Budaya Indonesia
Memang tidak dapat disangkal bahwa
masyrakat emmpunyai bentuk-bentuk struktural, yang dinamakan struktur sosial
yang bersifat statis dan bentuk dinamika masyarakat disebut proses sosial dan
perubahan-perubahan sosial yang bersifat dinamis. Masyarakat yang mempunyai
bentuk-bentuk strukturalnya, sperti
kelompok-kelompok sosial dan budaya, lembaga sosial dan tentu yang menyebabkan
pola-pola perilaku yang berbeda, tergantung dari setiap situasi yang dihadapi.
Perubahan dan perkembangan masyarakat yang mewujudkan sgi dinamikanya
disebabkan oleh warganya mengadakan hubungan satu dengan yang lainnya, baik
dalam bentuk orang perorangan maupun kelompok sosial. Sebelum hubungan tersebut
mempunyai bentuk yang konkret, terlebih dahulu akan dialami suatu proses ke
arah bentuk konkret yang sesuai nilai-nilai sosial dan budaya dalam masyarakat.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa proses sosial diartikan sebagai pengaruh
timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama.
Apabila menelaah pernyataan
tersebut, maka proses sistem sosial budaya Indonesia mempunyai suatu derajat
dinamika tertentu yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses
pembangunan nasioanal sebagai pengamalan pancasila, yang hakikatnya adalah pembangunan seluruh rakyat
Indonesia. Dengan demikian, proses sistem sosial budaya Indonesia berjalan
beriringan dengan pembangunan itu sendiri, bahkan proses sistem sosial budaya
Indonesia dapat berjalan mendahului proses pembangunan nasional guna menyiapkan
manusia dan masyarakat untuk secara mental dapat menerima pembaharuan sebagai
hasil pembangunan nasional.
Apabila masyrakat dan manusia telah
disiapkan untuk dapat emnerima pembangunan, maka proses selanjutnya adalah
menyiapkan manusia untuk mampu berperan dalam pembangunan dan dengan memiliki
kualitas berikut :
a. Beriman dan
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Berbudi
pekerti luhur;
c.
Berkepribadian;
d. Bekerja keras;
e. Berdisiplin;
f. Tangguh;
g.
Bertanggungjawab;
h. Mandiri;
i. Cerdas dan
terampil;
j. Sehat
jasmani dan rohani;
k. Cinta tanah air;
l. Memiliki
sifat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial;
m. Percaya pada
diri sendiri dan memiliki harga diri;
n. Inovatif dan
kreatif;
o. Produktif dan;
p. Berorientasi
ke masa depan.
3. Aneka Ragam Sumber Pangan Hayati Dan Nabati
a)
Sumber daya alam hayati (biotik)
Sumber daya alam
hayati adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup, misalnya
tumbuhan dan hewan. Dan juga Sumber Daya Alam Biotik (hayati) ini mempunyai
kelebihan bisa di perbarui atau di perbanyak.
·
Sumber daya alam dari tumbuhan, sumber Pangan
Sayuran adalah contoh
bahan pangan dari tumbuhan, misalnya bayam, kangkung, wortel, seledri, dan
lainnya.
Nasi dibuat dari
beras; beras berasal dari padi. Roti
dibuat dari terigu; terigu berasal dari biji gandum. Kecap, tahu, tempe, dan
oncom berasal dari kedelai. Cokelat berasal dari biji cokelat. Permen dibuat dari gula; gula berasal dari
tebu. Agar-agar berasal dari rumput
laut. Minyak goreng berasal dari kelapa sawit dan jagung.
b)
Sumber Daya Alam Nabati
Sebagian besar sumber daya pangan, berasal
dari tanaman budi daya.
·
Sumber Pangan
Tanaman yang kita manfaatkan sebagai sumber karbohidrat ialah padi,
jagung, ubi, ubi kayu dan ubi-ubi lain, Sagu juga. Yang kita manfaatkan sebagai
sumber lemak ialah kelapa, kelapa sawit, dan kacang tanah. Sedangkan yang kita
manfaatkan sebagai sumber protein adalah kedelai, kacang hijau, dan masih
banyak lagi sumber energi yang bisa di dapat.
4. Pola Makan Di Indonesia
Setiap orang punya pola atau cara makan yang berbeda-beda,
termasuk orang indonesia. Kalau orang
indonesia lebih terbiasa makan dengan sendok / tangan dari pada makan dengan
menggunakan garpu ataupun pisau, apalag kalaui pakai sumpit.
itu hanya salah satu pola makan yang berbeda dari negara
lain.
Masih ada beberapa
pola makan warga Indonesia yang unik atau bahkan sebenarnya ber bahaya. mungkin
kita tidak menyadarinya. apa yang membuat pola makan atau kebiasaan makan orang
indonesia berbeda dengan negara lain? karena perbedaan bahan baku, tradisi dan
kebiasaan sehari-hari...
Disadari atau tidak,
kita pasti pernah melakukan pola makan atau kebiasaan makan yang aneh ini, Ada
pola makan yang memang janggal jika tidak dilakukan, ada pola makan yang
sebenarnya tidak sehat tetapi banyak dilakukan karena enak.
1)
Belum makan nasi berarti belum makan
Bagi orang indonesia, terutama yang sudah senior, jika belum
makan nasi dianggap belum makan.
Meskipun anda sudah
makan roti coklat empat lapis, atau pancake dua porsi, jika belum makan nasi,
berarti belum makan namanya..
Pola makan ini
disebabkan karena orang indonesia sangat tergantung pada nasi sebagai makanan
pokok yang wajib untuk di konsumsi, Bhakan ada kepercayaan yang mengatakan
bahwa jika tidak makan nasi bisa sakit. Padahal tidak juga, nasi bisa diganti
dengan mie, roti, jagung, kentang atau makanan yang mengandung karbohidrat
lainnya.
2)
Mie Instan Dicampur Nasi
Mungkin kebiasaan ini hanya terjadi di indonesia saja. Mie
instan yang enak tidak perlu di tambah apa-apa lagi . tapi katanya agar lebih
kenyang di tambahkan nasi ataupun ada yang di tambah dengan lontong, bahkan di
tambah bubur jika dia sedang sakit. ada- ada saja orang indonesia ini.
Padahal, pola makan
ini sangat tidak sehat. Nasi dan Mie sama-sama mengandung karbohidrat.
Tingginya kalori dan karbohidrat berlebih bisa menaikkan indeks Glikemik,
sehingga gula dalam darah baik secara
berlebih. Hanya makan karbohidrat juga tidak baik, karena tubuh tidak hanya
butuh rasa enak melainkan Protein, serat, vitamin dan mineral juga penting, dan
sangat di butuhkan oleh tubuh. karbohidrat yang tinggi yg dikonsumsi secara berlebihan
tanpa protein dan gizi lain bisa mengakibatkan kegemukan dan obesitas, hal ini
dapat berujung pada penyakit jantung.
3)
Sambal yang selalu melekat
Kebiasaan makan sambal ini sudah
ada sejak zaman dulu, rasanya semua makananlebih enak jika disajikan dengan
sambal selera makan jadi meningkat drastis tidak heran jika keripik pedas
meningkat drastis penjualannya karena banyak penggemarnya.
Nah ini orang kebiasan orang Indonesia walaupun makanan itu
seharusnya tidak mengandung cabe, orang Indonesia suka mencampur sambal
terhadap segala macam makanan. Cabe sebenarnya mengandung Vitamin C, tetapi
kalau setiap makan selalu menggunakan sambal maka akan berakibat rusaknya
saluran pencernaan. Bukan rahasia lagi kalau terlalu banyak makan makanan pedas
bisa mengakibatkan diare dan maag, tetapi hal ini tidak dihiraukan oleh
kebanyakan orang.
DAFTAR PUSTAKA
yang saya rangkum sendiri dari beberapa sumber yang saya kutip dari internet. smoga dapat membantu ;)
Komentar
Posting Komentar