MEMAHAMI NILAI NILAI BUDAYA
PENGENDALI PERILAKU PANGAN
A. Konsep Nilai Budaya
Theodorson dalam Pelly
(1994) mengemukakan bahwa nilai merupakan sesuatu yang abstrak, yang dijadikan
pedoman serta prinsip – prinsip umum dalam bertindak dan bertingkah laku.
Keterikatan orang atau kelompok terhadap nilai menurut Theodorson relatif
sangat kuat dan bahkan bersifat emosional. Oleh sebab itu, nilai dapat dilihat
sebagai tujuan kehidupan manusia itu sendiri.
Sedangkan yang dimaksud
dengan nilai budaya itu sendiri sudah dirumuskan oleh beberapa ahli seperti :
Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat
(1987:85) lain adalah nilai budaya terdiri dari konsepsi – konsepsi
yang hidup dalam alam fikiran sebahagian
besar warga masyarakat mengenai hal – hal yang mereka anggap amat mulia.
Sistem nilai yang ada dalam suatu masyarakat dijadikan orientasi dan rujukan
dalam bertindak. Oleh karena itu, nilai budaya yang dimiliki seseorang
mempengaruhinya dalam menentukan alternatif, cara – cara, alat – alat, dan
tujuan – tujuan pembuatan yang tersedia.
Clyde Kluckhohn dlam Pelly
Clyde Kluckhohn dalam
Pelly (1994) mendefinisikan nilai budaya sebagai konsepsi umum yang
terorganisasi, yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan alam,
kedudukan manusia dalam alam, hubungan orang dengan orang dan tentang hal – hal
yang diingini dan tidak diingini yang mungkin bertalian dengan hubungan orang
dengan lingkungan dan sesama manusia.
Sumaatmadja dalam
Marpaung
Sementara itu
Sumaatmadja dalam Marpaung (2000) mengatakan bahwa pada perkembangan,
pengembangan, penerapan budaya dalam kehidupan,
berkembang pula nilai – nilai yang melekat di masyarakat yang mengatur
keserasian, keselarasan, serta keseimbangan. Nilai tersebut dikonsepsikan
sebagai nilai budaya.
Selanjutnya, bertitik
tolak dari pendapat diatas, maka dapat dikatakan bahwa setiap individu dalam
melaksanakan aktifitas vsosialnya selalu berdasarkan serta berpedoman kepada
nilai – nilai atau system nilai yang ada dan hidup dalam masyarakat itu
sendiri. Artinya nilai – nilai itu sangat banyak mempengaruhi tindakan dan perilaku
manusia, baik secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan
tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut
Suatu nilai apabila
sudah membudaya didalam diri seseorang, maka nilai itu akan dijadikan sebagai
pedoman atau petunjuk di dalam bertingkahlaku. Hal ini dapat dilihat dalam
kehidupan sehari – hari, misalnya budaya gotong royong, budaya malas, dan lain
– lain. Jadi, secara universal, nilai itu merupakan pendorong bagi seseorang
dalam mencapai tujuan tertentu.
Jadi dapat disimpulkan
bahwa nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum yang dijadikan pedoman dan
petunjuk di dalam bertingkah laku baik secara individual, kelompok atau
masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak
patut.
B. Orientasi Nilai Budaya
Kluckhohn
dalam Pelly (1994) mengemukakan
bahwa nilai budaya merupakan sebuah
konsep beruanglingkup luas yang hidup dalam
alam fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang
paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling
berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya.
Secara
fungsional sistem nilai ini mendorong
individu untuk berperilaku seperti apa yang
ditentukan. Mereka percaya, bahwa hanya
dengan berperilaku seperti itu mereka akan berhasil (Kahl, dalam
Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara
emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang, malah merupakan tujuan
hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah sistem nilai manusia
tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai tersebut merupakan
wujud ideal dari lingkungan sosialnya.
Dapat pula dikatakan bahwa sistem
nilai budaya suatu masyarakat
merupakan wujud konsepsional dari kebudayaan
mereka, yang seolah – olah berada diluar dan di atas para individu warga
masyarakat itu.
Ada lima masalah pokok
kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara
universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok tersebut
adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya manusia, (3)
hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat hubungan manusia
dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia
sesamanya.
Berbagai
kebudayaan mengkonsepsikan masalah
universal ini dengan berbagai variasi
yang berbeda – beda. Seperti masalah
pertama, yaitu mengenai hakekat hidup manusia. Dalam banyak
kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha misalnya, menganggap hidup itu
buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola kehidupan masyarakatnya berusaha
untuk memadamkan hidup itu guna mendapatkan nirwana,
dan mengenyampingkan segala tindakan
yang dapat menambah rangkaian hidup kembali (samsara) (Koentjaraningrat,
1986:10). Pandangan seperti ini sangat
mempengaruhi wawasan dan makna kehidupan itu
secara keseluruhan. Sebaliknya banyak kebudayaan yang berpendapat bahwa hidup
itu baik. Tentu konsep – konsep kebudayaan yang berbeda ini berpengaruh pula
pada sikap dan wawasan mereka.
Masalah kedua mengenai
hakekat kerja atau karya dalam kehidupan. Ada kebudayaan yang memandang bahwa
kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup (survive) semata. Kelompok ini
kurang tertarik kepada kerja keras. Akan tetapi ada juga yang menganggap kerja
untuk mendapatkan status, jabatan dan kehormatan. Namun, ada yang berpendapat
bahwa kerja untuk mempertinggi prestasi. Mereka ini berorientasi kepada
prestasi bukan kepada status.
Masalah ketiga mengenai
orientasi manusia terhadap waktu. Ada budaya yang memandang penting masa
lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha dalam
perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang berbeda
dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup masyarakatnya.
Masalah keempat
berkaitan dengan kedudukan fungsional manusia terhadap alam. Ada yang percaya
bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada yang
menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai manusia.
Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan dengan
alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas masyarakatnya.
Masalah kelima
menyangkut hubungan antar manusia. Dalam banyak kebudayaan hubungan ini tampak
dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan dan
bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar
individu, cenderung untuk mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian seperti
terlihat dalam masyarakat – masyarakat eligaterian. Sebaliknya kebudayaan yang
menekankan hubungan vertical cenderung untuk mengembangkan orientasi keatas
(kepada senioritas, penguasa atau pemimpin). Orientasi ini banyak terdapat
dalam masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu saja pandangan ini sangat
mempengaruhi proses dinamika dan mobilitas social masyarakatnya.
Inti permasalahan disini
seperti yang dikemukakan oleh Manan dalam Pelly (1994) adalah siapa yang harus
mengambil keputusan. Sebaiknya dalam system hubungan vertical keputusan dibuat
oleh atasan (senior) untuk semua orang. Tetapi dalam masyarakat
yang mementingkan kemandirian individual, maka
keputusan dibuat dan diarahkan kepada masing – masing individu.
Pola orientasi nilai budaya
yang hitam putih tersebut di atas merupakan pola yang ideal untuk masing –
masing pihak. Dalam kenyataannya terdapat nuansa atau variasi
antara kedua pola yang ekstrim itu
yang dapat disebut sebagai pola transisional. Kerangka
Kluckhohn mengenai lima masalah dasar dalam hidup yang menentukan orientasi
nilai budaya manusia dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Skema
Kluckhohn: Lima Masalah Dasar Yang Menentukan Orientasi
Masalah
Dasar Dalam Hidup
|
Orientasi
Nilai udaya
|
||
Konservatif
|
Transisi
|
Progresif
|
|
Hakekat
Hidup
|
Hidup Itu Buruk
|
Hidup Itu Baik
|
Hidup
Itu Sukar Tapi Harus Diperjuangkan
|
Hakekat
Kerja / Karya
|
Kelangsungan
Hidup
|
Kedudukan
Dan Kehormatan
|
Kedudukan
Dan kehormatan / Pretise
|
Hubungan
Mnusia Dengan Waktu
|
Orientasi
ke Masa Lalu
|
Orientasi ke Masa Kini
|
Orientasi
ke Masa Depan
|
Hubungan
Mnusia Dengan Alam
|
Tunduk
Kepada Alam
|
Selaras Dengan Alam
|
Menguasai
Alam
|
Hubungan
manusia Dengan Sesamanya
|
Vertikal
|
Horizontal / Kolekial
|
Individual / Mandiri
|
*) Dimodifikasi dari
Pelly (1994:104)
Meskipun cara
mengkonsepsikan lima masalah pokok dalam kehidupan manusia yang universal itu
sebagaimana yang tersebut diatas berbeda – beda untuk tiap masyarakat dan
kebudayaan, namun dalam tiap lingkungan masyarakat dan kebudayaan tersebut lima
hal tersebut di atas selalu ada.
Sementara itu
Koentjaraningrat telah menerapkan kerangka Kluckhohn di atas untuk menganalisis
masalah nilai budaya bangsa Indonesia, dan menunjukkan titik –
titik kelemahan dari kebudayaan
Indonesia yang menghambat pembangunan
nasional. Kelemahan utama antara lain mentalitas meremehkan mutu, mentalitas
suka menerabas, sifat tidak percaya kepada diri sendiri, sifat tidak
berdisiplin murni, mentalitas suka mengabaikan tanggungjawab.
Kerangka Kluckhohn itu
juga telah dipergunakan dalam penelitian dengan kuesioner untuk mengetahui
secara objektif cara berfikir dan bertindak suku – suku di Indonesia umumnya
yang menguntungkan dan merugikan pembangunan.
Selain itu juga,
penelitian variasi orientasi nilai budaya tersebut dimaksudkan disamping untuk
mendapatkan gambaran sistem nilai budaya kelompok – kelompok etnik di
Indonesia, tetapi juga untuk menelusuri sejauhmana kelompok masyarakat itu
memiliki system orientasi nilai budaya yang sesuai dan menopang pelaksanaan
pembangunan nasional.
C. Nilai budaya dan Sistem
Religi Sosial dan Sistem IPTEK
Sebagai isi pokok dari
tiap kebudayaan adalah ;
Nilai budaya
dengan sistem religi
misalnya mempunyai wujud
sebagai sistem keyakinan, dan gagasan tentang Tuhan, dewa, roh halus,
neraka, surga dsb.
Nilai budaya
dengan sistem sosial
sistem sosial terdiri
dari aktifitas-aktifitas atau tindakan-tindakan berinteraksi antarindividu yang
dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. sebagai tindakan-tindakan berpola yang
saling berkaitan, sistem sosial lebih konkret dan nyata siiatnya daripada
sistem budaya, sehingga semuanya dapat dilihat dan diobservasi. Interaksi
manusia itu di satu pihak ditata dan diatur oleh sistem budaya, tetapi di pihak
lain dibudidayakan menjadi pranata-pranata oleh nilai-nilai dan norma-norma
tersebut. Di atas telah diuraikan metode untuk merinci pranata-pranata serta
unsur-unsur kebudayaan yang mungkin ada dalam berbagai masyarakta manusia.
Nilai budaya dengan
sistem IPTEK
Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat besar pengaruhnya dalam
kehidupan berbudaya. teknologi sendiri dapat muncul dari ilmu pengetahuan
yang selalu berkembang dari zaman ke zaman. 4amun, pengaruh Ilmu pengetahuan
dan teknologi / IPTEK dalam pembentukan budaya mempunyai dampak posif dan negatif.
dampak positif pada pembentukan kebudayaan salah satunya adalah semakin
berkembangnya daya pikir individu dalam suatu bidang, baik itu dalam
bidang ekonomi, politik, pendidikan, dan lain sebagainya. selain itu, kemampuan
individu dalam mencari informasi atau mengumpulkan data untuk bahan diskusi
dapat mereka dapatkan dengan cepat dan akurat melalui media yang berbasis
teknologi. dari kedua hal di atas, pengaruh dalam pembentukan kebudayaan akan
dengan sendirinya muncul di dalam lingkungan masyarakat sebagai masyarakat
modern.
Adapun dampak negatifnya seperti penyalahgunaan media
teknologi sebagai sarana pencarian hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan
ilmu pengetahuan. hal itu dapat membentuk kebudayaan yang rendah akan moral dan
sumber daya manusia yang bobrok tak berkualitas sedikitpun. Dari dampak di
atas, dapat di simpulkan bahwa pengaruh IPTEK pada pembentukan kebudayaan
tergantung dari kemampuan individu dalam menilai dampak yang di timbulkan pada
dirinya sendiri maupun dalam masyarakat. Jika seseorang dapat mempelajari ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan sebaik-baiknya, maka kebudayaan yang terbentuk
juga akan menjadi kebudayaan yang maju dan berdasarkan aturan dan moral yang
ada.
DAFTAR PUSTAKA
sekian
rangkuman materi MEMAHAMI NILAI NILAI BUDAYA PENGENDALI PERILAKU
PANGAN yang saya rangkum sendiri dari beberapa sumber yang saya
kutip dari internet. smoga dapat membantu ;)
Komentar
Posting Komentar